LEAD MEASURES vs LAG MEASURES

 DeX tidak berfokus pada lag measures, tapi apa yang harus dilakukan untuk mencapai lag measures tersebut.

Aktivitas apa yang sekiranya harus dilakukan untuk mencapai lag measures? Itulah LEAD MEASURES.

Berapa calon customer yang harus ditelepon?
Berapa database hot market list yang harus dihimpun?
Berapa postingan organik sosmed yang harus dipost dalam sepekan, di FB, YouTube, tktk, IG?
Berapa campaign ads yang mau di launch?
Berapa customer existing yang harus di chat dalam sehari?

4 Dicipline of Execution mengarahkan para CEO dan manajemen eksekutifnya untuk fokus pada Lead Measures nya, prosesnya, aktivitasnya, bukan pada lag measurenya, bukan pada target hasilnya.

Karena LAG MEASURES berada diluar kendali eksekutif, sementara LEAD MEASURES berada dalam kendali organisasi, bisa dikontrol, bisa diatur, bisa dipaksa untuk dilakukan, bisa dipaksa untuk tercapai.

*

Kita sangat terpukau dengan teori fokus pada tindakan, yang ditulis di abad ini, dibukukan dan diterbitkan di barat, Best Seller dan apresiasi ini sangat layak kita berikan pada Covey dan kawan-kawan.

Namun kita suka mengabaikan bahwa 14 abad yang lalu, Act on The Lead Measures sudah dijelaskan didalam Al Quran, bahkan menjadi konsep dari misi hidup manusia didunia : liyabluwakum ayyukum ahsanu 'amalan, untuk mengujimu siapa diantara kamu yang terbaik amalnya.

Allah azza wa jalla memberikan parameter amal sebagai sesuatu yang Allah nilai, maka Allah azza wa jalla menilai Lead Measure nya.

*

Bebasnya Konstantinopel di 1453 Masehi adalah lag measure kaum muslimin, kejadiannya berselang 800an tahun lebih dari hadirnya nubuwah Nabi Muhammad Shalallallahu'alaihi wassalam.

Tak terhitung lagi berapa percobaan ekspedisi militer baik skala besar maupun kecil, yang dilakukan oleh para sahabat, tabi'in, hingga dilanjutkan generasi kaum muslimin. Yang mana ini merupakan Lead Measures kaum muslimin, membebaskan sejengkal demi sejengkal, bentang jalan dari negeri kaum muslimin ke Konstantinopel.

Maka setiap generasi akan dinilai atas usahanya membebaskan Konstantinopel, bukan pada bebas tidaknya Konstantinopel.

Allah azza wa jalla akan menilai pada amal terbaik yang dilakukan masing-masing generasi, walaupun kemudian Al Fatih Sultan Mehmed yang membebaskannya.

Paradigma ini haruslah menjadi pegangan kita dalam hidup, karir bahkan bisnis.

Yang Allah nilai adalah amal terbaik kita, pada apa yang kita punya, pada apa yang kita bisa, pada apa kesempatan yang kita punya.

Hasil itu urusan Allah azza wa jalla, tapi tugas sebagai hamba adalah sebaik baik amal, setekun-tekun proses, secermat-cermat perencanaan.

Maka besarkanlah hati, bagi Anda yang merasa terbatas, sempit sumber daya, banyak tantangan.

Karena Allah azza wa jalla menilai perjuangannya, amalnya, respond nya, akhlaqnya, sikapnya, hasilnya adalah kebijaksanaan Allah saja, dan pasti baik. Allah tak akan menzalimi hamba-Nya.

*URS - Guru Ngaji QMS*
QuranicManagement dot com

0 Response to "LEAD MEASURES vs LAG MEASURES"

Posting Komentar